Jika saat ini perusahaan Anda sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan sistem keamanan website atau aplikasi yang dikembangkan, ada baiknya jika Anda mengetahui apa saja jenis penetration testing (pentest). Dengan demikian, Anda akan mengetahui layanan pentest mana yang sebaiknya digunakan.
Penetration testing adalah upaya peretasan etis (ethical hacking) untuk mensimulasikan serangan cyber. Tujuan penetration testing dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kerentanan apa saja yang ada di dalam sistem. Dengan demikian, pemilik sistem dapat segera melakukan perbaikan untuk meminimalisir dampak buruk dari serangan cyber hacker.
Teknologi saat ini sudah semakin maju sehingga sebagian besar perusahaan beralih menggunakan sistem digital untuk mengelola bisnisnya. Oleh karena itulah, penting bagi sebuah perusahaan untuk memprioritaskan sistem keamanan aplikasi atau website yang mereka gunakan, karena di dalam sistem tersebut tersimpan data-data penting yang harus dijaga.
Untuk meningkatkan sistem keamanan tersebut, perusahaan dapat mengandalkan layanan penetration testing. Dengan demikian, setiap kerentanan atau masalah keamanan pada sistem dapat segera diperbaiki agar terhindar dari serangan hacker. Berikut ini, kami sediakan 6 jenis penetration testing yang bisa Anda manfaatkan untuk melindungi sistem digital di perusahaan Anda.
Baca Juga: 3 Teknik yang Dilakukan Password Hacker untuk Meretas Kata Sandi
6 Jenis Penetration Testing
1. Network Penetration Testing
Network penetration testing menjadi salah satu pengujian keamanan yang umum dilakukan oleh perusahaan. Pengujian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kerentanan dan kelemahan yang ada pada infrastruktur jaringan seperti server, firewall, router, dan lain-lain.
Network Penetration Testing dibagi menjadi dua bagian yaitu eksternal dan internal. Penetration testing eksternal dilakukan oleh para pentester dengan berbekal informasi yang tersedia untuk umum / aset eksternal. Sedangkan penetration internal maka pentester akan berperan sebagai “orang dalam” yang memiliki tingkat akses sah tertentu ke jaringan internal. Skenario ini dilakukan untuk melihat apa yang bisa terjadi jika seorang karyawan atau penjahat dunia maya mencoba melakukan peretasan dari dalam.
Mengingat bahwa jaringan memegang peranan penting bagi sebuah bisnis, maka direkomendasikan bahwa jenis penetration testing ini dapat dilakukan secara rutin setiap tahun.
2. Web Application Penetration Testing
Jenis penetration testing ini dilakukan untuk menemukan kerentanan atau kelemahan pada aplikasi berbasis website. Saat melakukan penetration testing ini, para pentester akan menggunakan berbagai teknik serangan cyber untuk membobol sistem web app tersebut. Perusahaan dapat melakukan pengujian ini pada aplikasi berbasis web yang dikembangkan untuk mengidentifikasi apakah database, source code, dan juga jaringan back-end memiliki kelemahan atau kerentanan keamanan yang dapat dibobol oleh cyber hacker.
3. Client Side Penetration Testing
Client side penetration testing merupakan pengujian keamanan yang dilakukan untuk menemukan kerentanan atau kelemahan dalam aplikasi sisi klien. Pengujian ini biasanya dilakukan pada sebuah aplikasi atau program contohnya seperti web browser, email, program Microsoft Office, dan lain-lain.
Perusahaan perlu melakukan pengujian ini untuk menghindari berbagai jenis serangan sisi klien seperti malware, Cross Site Scripting (XSS), clickjacking, atau yang lain.
Baca Juga: 5+ Cara Mengamankan WordPress dari Serangan Hacker
4. Wireless Penetration Testing
Wireless penetration testing adalah pengujian untuk mengidentifikasi dan memeriksa keamanan koneksi antara semua perangkat yang terhubung ke wifi bisnis. Perangkat yang dimaksud seperti laptop, tablet, smartphone, dan perangkat Internet of Things (IoT). Jenis penetration testing ini biasanya dilakukan di lokasi perusahaan Anda karena pentester harus berada dalam jangkauan sinyal nirkabel untuk mengujinya.
Di dalam sebuah perusahaan banyak terjadi komunikasi menggunakan perangkat wireless. Oleh karena itu, wireless penetration testing penting untuk dilakukan segala kelemahan seperti akses yang tidak sah atau kebocoran data dapat dihindari.
5. Social Engineering Penetration Testing
Social engineering merupakan salah satu jenis serangan cyber yang dilakukan dengan memanfaatkan interaksi dengan manusia. Teknik ini akan menggunakan manipulasi psikologis untuk menipu korban agar mereka mau memberikan data-data yang dibutuhkan hacker seperti username dan password. Agar karyawan dapat terhindari dari serangan ini, perusahaan akan melakukan social engineering penetration testing.
Saat melakukan jenis penetration testing ini, penguji mungkin mencoba untuk mengeksploitasi staf Anda agar mereka mau berbagi informasi yang dilindungi. Dengan pengujian ini, perusahaan akan mengetahui apakah karyawan mereka sudah cukup aware dengan cyber security atau justru masih membutuhkan pelatihan cyber security yang lebih mendalam.
6. Physical Penetration Testing
Perlu Anda ketahui bahwa tidak semua serangan yang dilakukan oleh hacker akan bersifat digital. Salah satu contohnya seperti ketika seseorang berhasil masuk dan memperoleh akses fisik ke ruang server Anda. Jika hal ini terjadi maka orang tersebut dapat melakukan hal-hal yang dapat merugikan bisnis. Oleh karena itulah physical penetration testing diperlukan.
Saat melakukan physical penetration testing, pentester atau penguji akan mencoba untuk mengekspos kelemahan dan kerentanan dalam kontrol fisik seperti kunci, kamera, atau sensor. Jadi saat kelemahan sistem fisik ditemukan, perusahaan dapat segera melakukan perbaikan.
Itu dia informasi terkait 6 jenis penetration testing yang bisa dimanfaatkan untuk membantu mengamankan sistem yang digunakan oleh perusahaan. Di Indonesia, saat ini sudah ada banyak perusahaan yang menawarkan layanan IT Security. Untuk menemukan perusahaan profesional, silakan klik link berikut Daftar Perusahaan IT Security Indonesia.
12 thoughts on “6 Jenis Penetration Testing yang Perlu Anda Ketahui”
Comments are closed.