Para pakar SEO selalu mencari informasi mengenai apa saja yang menjadi penyebab terkena Google penalty pada halaman website. Hal ini dilakukan agar website yang mereka kelola tetap memiliki performa yang baik di mesin pencari.
Google penalty merupakan suatu hal yang selalu dihindari. Penalty dapat menyebabkan ranking sebuah situs menjadi turun secara drastis sehingga website kehilangan web traffic dari pencarian organik.
Perlu Anda ketahui, Google merupakan search engine terbesar saat ini. Mereka berkomitmen untuk selalu menyediakan konten atau informasi yang bermanfaat, akurat, serta berkualitas bagi para penggunanya. Oleh karena itu, Google terus mengutak-atik algoritmanya untuk memastikan bahwa hanya konten berkualitas tinggi yang berada di peringkat atas di halaman pencarian Google. Namun karena adanya perubahan algoritma, munculah resiko berupa Google penalty.
Apa itu Google Penalty ?
Secara sederhana, Google Penalty merupakan hukuman yang diberikan oleh Google untuk website yang melanggar Google’s quality guidelines. Sebuah situs website bisa memperoleh penalti karena terkena dampak negatif dari pembaruan algoritma Google atau secara manual dihukum karena melanggar Webmaster Guidelines.
Karena tujuan utama mesin pencari adalah untuk memberikan informasi yang relevan kepada pengguna, maka mereka terus memperbarui algoritma. Sebelum ada pembaruan algoritma seperti sekarang ini, banyak website melakukan manipulasi untuk meningkatkan peringkat mereka di mesin pencari. Oleh karena itu, untuk menghindari tindakan tersebut terjadi kembali, Google rutin melakukan pembaruan.
Ketika update Google Penguin pertama kali diluncurkan pada bulan April 2012, banyak website yang terkena dampaknya. Update tersebut fokus pada penghapusan situs website yang terlibat pada taktik spam dari hasil pencarian. Google juga pernah melakukan pembaruan yang dikenal Google Panda. Algoritma Panda berfokus pada penghapusan website dengan konten berkualitas rendah serta didominasi oleh iklan. Sejak Google rutin melakukan pembaruan pada algoritma para profesional SEO terus mengikuti informasi terbaru agar web yang mereka kelola tidak terkena dampak pembaruan yang menyebabkan penalti.
Penyebab Terkena Google Penalty
Google terus melakukan revisi dan pembaruan terhadap cara mengindeks suatu konten. Berikut ini beberapa alasan atau penyebab terkena Google penalty pada website.
1. Membeli tautan.
Membeli tautan tentu dapat dilihat sebagai upaya untuk memanipulasi PageRank. Oleh karena itu, jika Anda membeli banyak tautan buruk, kemungkinan besar Anda akan tertangkap oleh Google.
2. Duplikasi Konten
Semua konten duplikat yang ada di halaman website Anda dipandang sebagai informasi yang kurang berguna bagi Google. Untuk mengatasinya Anda dapat memanfaatkan fungsi content pruning.
3. Menggunakan terlalu banyak tag H1
H1 memang dapat membantu Google untuk memahami isi website Anda. Namun jika Anda menggunakan tag H1 secara berlebihan, maka Google akan menganggapnya sebagai upaya untuk memompa listing Google menggunakan kata kunci. Tindakan ini juga akan dianggap sebagai aktivitas spamming oleh Google.
4. Internal error 404
Google hanya ingin menyajikan informasi yang berkualitas untuk penggunanya. Jika website Anda memiliki link error 404 yang menuju halaman Anda sendiri, maka Google akan menilainya sebagai sinyal buruk karena pengguna tidak akan memperoleh informasi yang mereka butuhkan.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Error 404 Not Found
5. Broken external links.
Jika Anda tidak rutin melakukan maintenance untuk mendeteksi link external yang bermasalah, maka Google menilai bahwa website Anda tidak mengutamakan user experience. Untuk mengatasinya Anda dapat menggunakan broken link checker untuk memeriksa apakah website Anda memiliki link yang bermasalah.
6. Keyword stuffing
Keyword stuffing sering menjadi penyebab terkena Google Penalty. Tindakan ini dianggap sebagai webspam atau spamdexing, dimana kata kunci dimuat ke dalam meta tag, konten yang terlihat, atau backlink anchor text untuk mendapatkan keuntungan peringkat dalam mesin pencari. Keyword stuffing dapat menyebabkan situs web diblokir atau dihukum oleh Google secara sementara atau permanen.
7. Website yang lambat
Website yang berjalan dengan sangat lambat akan membuat pengunjung menjadi frustasi. Beberapa penyebab website berjalan lambat seperti karena gambar yang berukuran terlalu besar, banyak iklan, hosting yang buruk, kode yang tidak bersih, atau yang lain. Bicarakan permasalahan ini dengan pihak pengembang web Anda untuk mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasinya.
8. Website yang diretas
Website yang berbahaya bagi pengguna juga menjadi indikasi atau penyebab terkena Google penalty. Jika website Anda diretas oleh hacker, Google akan segera menghapusnya dari SERP. Sebagai pemilik website, Anda harus mengutamakan sistem keamanan website Anda agar tidak merugikan bisnis Anda sendiri dan pengguna. Beberapa cara mengatasi cyber crime adalah dengan menggunakan jasa penetration testing, selalu update software yang digunakan, serta berhati-hati ketika membuka link yang mencurigakan.
9. Tautan ke situs web yang mencurigakan
Ketika membuat sebuah konten, jangan pernah menyertakan link website yang mencurigakan di dalamnya. Anda harus memastikan link web yang Anda tuju memiliki performa yang baik, dan terhindar dari berbagai konten buruk seperti peretasan, pornografi, atau terinfeksi malware. Hapus segara link tersebut dari halaman website Anda jika tidak ingin terkena penalty dari Google.
Sebagian besar pemilik website menginginkan kunjungan organik yang besar dari mesin pencarian seperti Google. Namun terkadang, ketidaksabaran menyebabkan mereka ceroboh atau bahkan menggunakan cara-cara yang kurang pantas untuk mendapatkannya. Alhasil, bukan masifnya kunjungan organik yang mereka dapatkan, tetapi malah terpuruk dan terlempar jauh dari peringkat teratas dalam hasil pencarian karena terkena pinalti.
Pastikan setiap proses yang anda lakukan dalam membangun sebuah website tetap pada panduan yang benar dengan user / audience Anda sebagai target utamanya. Atau jika Anda menggunakan perusahaan jasa pembuatan website, pastikan memilih perusahaan yang telah berpengalaman dan memiliki track record serta kredibilitas yang telah diakui.