Ketika berbicara masalah SEO, sebagian besar orang akan fokus pada pembuatan content baru dan melupakan fungsi content pruning. Padahal, content pruning juga membawa pengaruh besar untuk performa website Anda.
Menambah dan memperbarui content website memang akan berpengaruh pada peringkat website. Mesin pencari seperti Google akan beranggapan bahwa website Anda memiliki content yang up to date dan bermanfaat untuk user. Namun permasalahan muncul ketika website yang Anda kelola menyediakan content, artikel, atau informasi yang sudah usang atau tidak relevan. Hal tersebut dapat berakibat buruk yang mengakibatkan penurunan peringkat website di halaman mesin pencari. Untuk itulah fungsi content pruning dibutuhkan.
Apa itu Content Pruning ?
Secara garis besar, content pruning adalah tindakan menghapus content lama yang memiliki performa rendah dari arsip situs web Anda. Dengan menghilangkan bobot yang tidak bekerja lagi, maka website akan memperoleh performa yang jauh lebih baik.
Konsep content pruning ini dapat diibaratkan seperti pemangkasan pohon. Ketika Anda menghilangkan cabang atau daun yang mati dari pohon, maka Anda dapat merangsang tumbuhnya cabang baru yang masih produktif.
Memang tidak semua content lama memiliki efek yang buruk untuk website Anda. Beberapa masih bisa memberikan manfaat dan membawa lalu lintas ke website Anda. Jika Anda menemukan content yang masih relevan namun memiliki performa yang buruk, Anda dapat mencoba memperbaiki kualitas content tersebut.
Jenis content yang dapat dianggap sebagai bobot mati adalah content yang telah kehilangan kegunaannya. Contoh content yang dapat Anda hapus seperti :
- Halaman website dengan informasi yang sudah usang seperti informasi mengenai aplikasi Vine yang berhenti beroperasi di tahun 2012. Hal tersebut tentu tidak memiliki pengaruh di tahun 2020.
- Halaman website yang tidak lagi mendapatkan lalu lintas atau engagement.
- Website dengan content duplikat atau thin content yaitu content yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nilai bagi user.
- Halaman yang tidak memiliki backlink yang membawa pengaruh positif untuk situs web Anda.
Baca Juga: 6 Teknik SEO on Page untuk Meningkatkan Ranking Website
Fungsi Content Pruning
Content pruning atau pemangkasan content memungkinkan Anda untuk menghapus content lama, ketinggalan zaman, serta tidak lagi relevan. Hal tersebut dapat mengekspos content baru yang cenderung lebih relevan dengan kondisi saat ini.
Pada umumnya, tujuan dari strategi content pruning adalah untuk membantu Google agar dapat lebih fokus dengan halaman terbaik yang Anda miliki di website Anda. Strategi ini dapat membantu Anda memastikan bahwa halaman yang berkualitas buruk tidak akan menurunkan performa website secara keseluruhan.
Selain itu, fungsi content pruning juga memiliki dampak positif untuk website Anda, yaitu:
1. User experience yang baik karena pengunjung website dapat memperoleh informasi terbaru. User experience yang baik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peringkat website di mesin pencari.
2. Crawl budget yang Anda keluarkan tidak akan terbuang sia-sia. Crawler mesin pencari akan menggunakan anggaran crawl Anda pada halaman yang benar-benar penting untuk kinerja SEO situs web Anda.
Fungsi content pruning ini tidak hanya berguna untuk website besar. Content pruning juga disarankan untuk situs website kecil. Dengan demikian, berapapun ukuran website yang Anda kelola, Anda dapat memastikan bahwa user hanya akan menemukan informasi terbaru yang berguna untuk mereka.
Content pruning yang dilakukan secara rutin mendorong pemilik website untuk melakukan analisis lebih mendalam terhadap content website mereka. Dari analisis tersebut, Anda akan memperoleh banyak informasi penting untuk pemasaran content yang lebih baik, seperti :
- Dapat mengetahui content apa yang cocok untuk target audiens Anda.
- Memahami jenis content yang memiliki nilai bagi audiens.
- Mengetahui jenis content yang tidak diminati target audiens.
- Memiliki insight atau wawasan untuk menggabungkan atau memperbarui content yang sudah ada agar performa website meningkat.
Bagaimana cara melakukan content pruning ?
1. Audit content Anda
Anda membutuhkan daftar lengkap content Anda seperti URL, tanggal publikasi, dan penulis artikel. Dengan data tersebut Anda dapat mengidentifikasi tujuan dari masing-masing content. Pikirkan kembali apakah content tersebut penting untuk website Anda. Setelah itu, gunakan alat analisis web untuk mendapat informasi tentang content Anda, seperti :
- jumlah kunjungan dan konversi
- jumlah click-through rate
- internal dan external backlinks
- informasi yang usang, jumlah kata yang sedikit, dan duplikasi
Setelah data-data tersebut Anda peroleh, Anda dapat mengidentifikasi content atau halaman mana saja yang memiliki kinerja buruk.
Baca Juga: 6 Kriteria backlink yang Berkualitas dalam Optimasi SEO
2. Tentukan pemangkasan
Setelah Anda mengetahui content mana saja yang bermasalah, maka sekarang saatnya untuk membuat keputusan. Anda memiliki dua pilihan yang dapat Anda terapkan pada content usang Anda, yaitu memangkas atau memperbaikinya.
Jika Anda memiliki beberapa content lama namun masih relevan dengan kebutuhan user saat ini, mungkin Anda dapat mempertimbangkan untuk memperbaiki content tersebut. Sebagai contoh, Anda dapat memperbaikinya dengan menambah beberapa paragraf baru, memperbaiki tampilan, serta mengaitkan dengan tren yang ada saat ini.
Strategi ini tidak hanya memberi dampak positif pada peringkat web namun juga bisa Anda gunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran content. Dengan hanya menyediakan content yang berkualitas tinggi, maka kredibilitas situs Anda secara keseluruhan juga akan meningkat. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan membawa lebih banyak konversi.
7 thoughts on “Mengetahui Apa Pengertian dan Fungsi Content Pruning”
Comments are closed.