Standar Operasional Prosedur (SOP) Sebelum Mengontrak Developer

Standar Operasional Prosedur atau SOP adalah sebuah dokumen atau sistem yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. SOP dibuat untuk mengatur agar aktivitas yang dikerjakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan, visi serta misi perusahaan.

Semua perusahaan memiliki Standar Operasional Prosedur masing-masing untuk berbagai aktivitas, termasuk ketika akan mengontrak perusahaan developer untuk mengerjakan sebuah proyek. Jika saat ini Anda ingin mengontrak kerja sama dengan pihak developer, berikut kami sediakan Standar Operasional Prosedur yang dapat Anda lakukan.

Baca Juga: Tips Membuat Statistik untuk Mengetahui Perkembangan Projek

1. Review portfolio atau contoh pekerjaan mereka

Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah meminta atau melihat portfolio perusahaan developer tersebut. Memahami pekerjaan yang telah mereka selesaikan dapat membantu Anda dalam memahami kemampuan teknis mereka. Developer yang berpengalaman tentu sudah mempersiapkan portfolio untuk menarik lebih banyak klien.  

Cara lain untuk mempelajari kemampuan developer adalah dengan membaca blog dari web yang mereka sediakan. Banyak developer yang secara rutin menulis tentang teknologi yang mereka gunakan ketika mengerjakan suatu proyek. Hal ini juga dapat membantu Anda untuk memiliki gambaran akan kemampuan mereka.

2. Diskusikan proyek secara terperinci

Setelah mengetahui portfolio dari pihak developer, sekarang saatnya Anda memberi penjelasan mengenai proyek yang akan ditawarkan. Menjelaskan proyek secara terperinci juga akan membantu pihak developer untuk memahami pekerjaan yang akan mereka selesaikan. Hal ini juga dapat memberi kesempatan pada developer untuk bisa memberi masukan atau bertanya untuk mencegah kesalahpahaman.

Beberapa informasi yang dapat Anda sampaikan adalah: 

  • Tujuan utama proyek
  •  Alat, teknologi, dan platform yang akan digunakan.
  •  Jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek
  •  Perkiraan lama proyek dikerjakan.
  •  Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk proyek.

3. Siapkan kontrak dan perjanjian Non Disclosure Agreement (NDA) 

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan surat kontrak dan Non Disclosure Agreement (NDA). Surat kontrak dan perjanjian Non Disclosure Agreement dapat mendefinisikan tanggung jawab, ruang lingkup, serta menjaga kepentingan dari kedua belah pihak. Kedua belah pihak juga harus memahami bahwa surat kontrak masih dapat dinegosiasikan selama belum ditandatangani.

Berikut beberapa hal yang dapat dibahas di dalam surat kontrak:

  • Gambaran proyek
  •  Apa yang disepakati oleh kedua belah pihak dan apa tanggung jawab
    masing-masing pihak.
  • Spesifikasi kesepakatan apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam
    ruang lingkup kerja.
  • Konsekuensi yang diberlakukan jika salah satu pihak berubah pikiran
    ketika proyek dikerjakan.
  •  Tinjauan sederhana mengenai kewajiban dan masalah hukum.
Baca Juga: Cara Memonitor Performa Situs Website Menggunakan Search Console

Selain surat kontrak, Anda juga harus menyiapkan surat Non Disclosure Agreement, yaitu perjanjian kerahasiaan antara kedua belah pihak untuk menjaga kerahasiaan informasi tertentu dan tidak diijinkan untuk diketahui pihak lain/pihak ketiga. Surat NDA memang terlihat sedikit rumit karena ditulis dalam bahasa hukum.

Beberapa informasi yang terdapat dalam surat perjanjian ini adalah:

  •  Nama pihak yang berhubungan dalam perjanjian.
  • Tujuan dibuatnya NDA.
  • Kesepakatan untuk saling menjaga rahasia.
  • Periode waktu.
  • Hukum yang mengatur.

Untuk membuat surat NDA yang baik, Anda dapat berkonsultasi dengan penasihat hukum di perusahaan Anda. 

Berita / Artikel lainnya